Dugaan tindakan pencabulan dan pemerkosaan kembali mencoreng dunia usaha di daerah. Dua pegawai Koperasi Citra Mandiri, berinisial Joni dan Roy, diduga melakukan aksi bejat terhadap dua remaja perempuan di bawah umur, masing-masing berusia 13 dan 11 tahun. Peristiwa ini terjadi di dalam kantor koperasi yang berlokasi di Jalan Sersan 1, Air Ruai, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka.
Kedua korban, Gladis (13) dan Cahyu (11), mengalami trauma berat usai menjadi korban kekerasan seksual. Masyarakat Pemali kini terguncang, karena lokasi kejadian berada di tempat yang selama ini dianggap aman — yakni kantor layanan keuangan koperasi.
Mirisnya, meski terdapat enam karyawan aktif di cabang tersebut, tidak ada satupun yang mengaku mengetahui tindakan tersebut. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah ada pembiaran? Atau lebih buruk lagi — upaya menutupi kejadian?
Tak hanya itu, kasus ini juga menyeret dugaan pelanggaran hukum lainnya. Koperasi Citra Mandiri diduga beroperasi secara ilegal. Penelusuran awal menunjukkan koperasi ini hanya bermodalkan Surat Keterangan Usaha (SKU) yang seharusnya hanya digunakan oleh pelaku usaha mikro. Padahal sebagai koperasi simpan pinjam, lembaga ini wajib mengantongi izin resmi dari Kementerian Koperasi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jika terbukti, maka koperasi ini telah menjalankan aktivitas keuangan secara tidak sah selama hampir satu dekade, sekaligus menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak terlindungi — hingga akhirnya menjadi tempat terjadinya pencabulan dan pemerkosaan terhadap dua anak di bawah umur.
Warga Pemali kini mendesak penegak hukum untuk bergerak cepat. “Jangan cuma tangkap pelaku, tapi juga bongkar seluruh struktur yang melindungi mereka. Ini sudah bukan sekadar pelanggaran, ini kejahatan,” tegas salah satu warga.
Pihak berwenang belum memberi pernyataan resmi, namun tekanan publik agar kasus ini diusut hingga tuntas terus menguat.
Jurnalis mpp
Social Header